SUBNETTING DAN NETMASK
IP Address terdiri dari 32 bit yang didalamnya terdapat bit untuk NETWORK
ID (NetID) dan HOST ID (HostID).
Pemetaan bit NetID dan HostID untuk masing-masing kelas
Kelas IP
|
Range
|
Subnet Mask
|
NetID (bit)
|
HostID (bit)
|
A
|
1-126
|
255.0.0.0
|
8
|
24
|
B
|
128-191
|
255.255.0.0
|
16
|
16
|
C
|
192-223
|
255.255.255.0
|
24
|
8
|
Netmask
Selain NetID yang menentukan suatu jaringan dalam satu net(jaringan)
adalah netmask.
Default netmask adalah sbb :
Class
|
Netmask
|
Jumlah Komputer (IP) dalam range
|
A
|
255.0.0.0
|
16.777.216
|
B
|
255.255.0.0
|
65.536
|
C
|
255.255.255.0
|
256
|
Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain
IP yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin
berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia
berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah
mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan
range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP
yang memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP kita 10.252.102.12 dan
netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan kita adalah 10.252.102.0-10.252.102.255
sehingga kita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu
jadi 10.252.102.135 berada pada
jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal
menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa
bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb.
Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri
– sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang
lain. Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang
disebut sebagai subnetting.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih
dari satu jaringan lokal (LAN) agar
dapat mencakup seluruh organisasi :
q
Teknologi yang berbeda. Dalam
suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya.
Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi
FDDI.
q
Kongesti pada jaringan. Sebuah
LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan
dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung
dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang
paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.
q
Departemen tertentu membutuhkan
keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.
Pemecehan
menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar tunggal ke dalam
sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan menggunakan
subnet mask bersama-sama dengan no IP.
Misal jika jaringan kita adalah
20.0.0.0 (class A memberikan range 20.0.0.0 – 20.255.255.255). Ingat class A
berarti 8 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah
(dalam hal ini adalah 20) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan no
komputer yang terhubung ke jaringan dengan id 10 dan setiap komputer mempunyai
no unik mulai dari 0.0.0 – 255.255.255). Dimana netmasknya/subnetmasknya adalah
255.0.0.0
Kita dapat membagi menjadi subnet
sbb :
Nama
|
NetID
|
Subnet mask
|
Range Jaringan
|
P
|
20.1.1.0
|
255.255.255.0
|
20.1.1.0-20.1.1.255
|
Q
|
20.1.2.0
|
255.255.255.0
|
20.1.2.0-20.1.2.255
|
R
|
20.201.0.0
|
255.255.0.0
|
20.201.1.0-20.201.255.255
|
S
|
20.202.77.0
|
255.255.0.0
|
20.202.77.0-20.202.77.255
|
Dan seterusnya pembagian sesuai kebutuhan
|
Sekarang yang jadi masalah ada
bagaimana kita dapat mengalokasikan class B yang seharusnya 65.536 IP tapi
sebenarnya kita hanya butuh 16 Class B saja. Karena jika kita tetap memakai
default class B mungkin terlalu besar jaringan kita.
Rumusan cara menentukan Subnet (NetID dan Netmask)
1. Langkah 1 :
Pada dasarnya solusi sebuah subnet dimulai dengan mengenal class dari
alamat IP lebih dahulu.
Class A 1 -
126 (127 reserved)
Class B 128 - 191
Class C 192 - 223
Ketiganya (A,B,C) bisa dikatakan subjaringan/subnet
sendiri-sendiri. Tapi kita akan berusahan membuat subjaringan dari jaringan
yang sudah ada. Misal membuat beberapa sub jaringan lagi di class A, jadi class
A yang seharusnya 1 jaringan besar dipecah menjadi jaringan yang lebih kecil.
Tidak disertakan pada Subnetting;
Class D 224 – 239 (multicast)
Class E 240 – 254 (experimental)
2. Langkah 2 :
Untuk membuat subnet dalam suatu class adalah dengan cara melihat bit
hostnya dikurangi 2 bit untuk network address dan broadcast address
Class
|
Host bits
|
Yang Dapat Diambil (Yang dpt dipakai
subnet)
|
A |
24
|
22
|
B
|
16
|
14
|
C
|
8
|
6
|
Perhitungan host bits berasal
dari perhitungan berikut :
Jumlah subnets yang
terkecil yang dapat dibuat :
22 -
2 = 4
- 2 = 2
subnets.
Jumlah
Subnet yang dapat dibuat = 2N - 2
Jumlah Host
yang dapat dibuat = 2n - 2
N = jumlah bit dari bit host yang
dipinjam
n = sisa bit dari bit host yang di pinjam
Contoh :
Misal kita ingin membuat 50 subnet pada class C, dengan masing- masing subnet
mempunyai 4 hosts. Berapa subnet-bits yang dibutuhkan ?
Jawab :
Untuk mendapatkan 50 subnet, maka nilai pangkat 2 yang paling dekat
adalah 64, yang berarti 26
- 2 = 62
subnets. Sehingga subnets bits yang dibutuhkan untuk membuat 50 subnet adalah
6.
Pada Class C host bitnya ada 8 (lihat gambar di atas), sehingga :
Sisa 8 - 6
= 2 bits untuk Hosts, sehingga
jumlah Hosts yang dapat dibuat hanya 22 -
2 = 2. Karena itu permintaan tersebut tidak dapat
dipenuhi.
Bagaimana dengan Class B ?. Misalnya 172.16.0.0 Hosts-Bits
pada class B adalah 16 bits, sehingga bila diambil 6, maka sisa adalah 10 bits
yang berarti setiap subnets dapat mempunyai 210 - 2
Hosts =
1044 Hosts (memenuhi).
Untuk membentuk subnets, maka
octet ke-3 dari 172.16.0.0 diambil 6 bit sebagai nomor sub-jaringan yang
baru.
172 . 16 .
. 0
0000 0000
3. Langkah 3 :
Tentukan subnets-mask. Karena yang diambil adalah 6 bits, maka komposisi
biner 1 adalah 0.
Class B tanpa subnet :
10xxxxxx.xxxxxxxx xxxxxxxx.xxxxxxxx
11111111.1111111 00000000.00000000
255 . 255 .0
.0
B dengan subnet :
10xxxxxx.xxxxxxxx xxxxxxxx.xxxxxxxx
11111111. 11111111 11111100.00000000
255 .255 .252
.0
Subnetmask = 255.255.252.0
Gunakan tabel berikut untuk menghitung nilai desimal dari subnet :
1 0 0 0 0 0 0 0 =
128
1 1 0 0 0 0 0 0 =
192
1 1 1 0 0 0 0 0 =
224
1 1 1 1 0 0 0 0 =
240
1 1 1 1 1 0 0 0 =
248
1 1 1 1 1 1 0 0 =
252
1 1 1 1 1 1 1 0 =
254
1 1 1 1 1 1 1 1 =
255
Catatan :
Bila hosts bits yang diambil melebihi 8 bits, maka netmask berlanjut.
9 bits - >
255 . 128
10 bits -
> 255 . 192
11 bits -
> 255 . 224
12 bits -
> 255 . 240
13 bits -
> 255 . 248
14 bits -
> 255 . 252
Dan seterusnya......
4. Langkah 4 :
Tentukan nomor subnet :
Dari 6 bits subnet address yang ada terperinci sebagai berikut (total 26
= 64 address)/ buat kombinasinya:
000000 00 = 0
000001 00 = 4
000010 00 = 8
000011 00 = 12
......
111110 00 = 248
111111 00 = 252
Perhatikan bahwa baris pertama disebut sebagai subnet-zeroes,
karena network-id seluruhnya terdiri atas angka biner 0, sedangkan baris
terakhir disebut sebagai subnet-ones.
Karena alamat tersebut rancu dengan network-id yang asli (tanpa subnet),
sedangkan subnet-ones rancu dengan alamat broadcast network tersebut, maka
penggunaan subnet-zeroes dan ones tidak dimengerti oleh routers. Oleh karena
itu penggunaannya dihindari dan dianggap sebagai alamat jaringan yang tidak
valid.
000000 00
= 0
000001 00 = 4
000010 00 = 8
....
111110 10 = 248
111111 00
= 252
Dengan demikian nomor
sub-jaringan yang didapat adalah :
Subnet |
Subnet
– Id
|
Keterangan
|
1
|
172 . 16 . 0 .
0
|
invalid, subnet zeroes
|
2
|
172 . 16 . 4 .
0
|
|
3
|
172 . 16 . 8 .
0
|
|
4
|
172 . 16 . 12
. 0
|
|
......
|
||
63
|
172 . 16 . 248
. 0
|
|
64
|
172 . 16 . 252
. 0
|
invalid, subnet ones
|
NB: Subnet yang digunakan dari subnet nomor 2 sampai dengan
63.
5. Langkah 5 :
Setiap subnet mempunyai alamat broadcast, yaitu alamat yang ditujukan
untuk seluruh simpul di sub jaringan tersebut.
Untuk menentukan alamat broadcast, maka seluruh bits pada bagian Host
dibuat menjadi biner 1.
Contoh
: 172 . 16.
00000100 00000000
00000111 11111111
7 255
Hasil : alamat broadcast adalah 172. 16. 7. 255
Sebuah formula yang dapat
diaplikasikan untuk mendapatkan broadcast secara cepat adalah :
|
Artinya, untuk mendapatkan alamat broadcast dari subnet 172. 16. 4.
0 adalah subnet 172. 16. 8. 0 dikurang 1, menjadi 172. 16. 7. 255 (ingat bahwa
setiap octet terdiri atas 8 bit dengan nilai 0 sampai dengan 255).
Subnet |
Subnet - Id
|
Broadcast
|
Keterangan
|
1
|
172.
16. 0. 0
|
172.
16. 3. 255
|
invalid,
subnet zeroes
|
2
|
172.
16. 7. 0
|
172.
16. 7. 255
|
|
3
|
172.
16. 11. 0
|
172.
16. 11. 255
|
|
4
|
172.
16. 15. 0
|
172.
16. 15. 255
|
|
...
|
|||
63
|
172.
16.251. 0
|
172.
16. 251. 255
|
|
64
|
172.
16. 252. 0
|
172.
16. 255. 255
|
invalid,
subnet ones
|
6. Langkah 6 :
Setelah mendapatkan subnet id dan broadcast id, maka nomor IP yang dapat
diberikan pada subnet tersebut adalah network id + 1, sedangkan nomor IP
terakhir yang dapat diberikan adalah broadcastid dikurangi 1.
Subnet Address : 172.
16. 4. 0 / 22
IP-Address 1 : 172.
16. 4. 1 / 22
IP – Address terakhir 172.
16. 7. 254 /22
Broadcast : 172.
16. 7. 255 /22
Perhatikan bahwa /22 adalah bitcount (jumlah angka biner 1) dari netmask
255. 255. 252.0
>>><<<SEMOGA BERMANFAAT>>><<<
>>><<<SEMOGA BERMANFAAT>>><<<
0 komentar :
Posting Komentar