Sabtu, 17 November 2012

SUBNETTING DAN NETMASK





 
IP Address terdiri dari 32 bit yang didalamnya terdapat bit untuk NETWORK ID (NetID) dan HOST ID (HostID).

Pemetaan bit NetID dan HostID untuk masing-masing kelas
Kelas IP
Range
Subnet Mask
NetID (bit)
HostID (bit)
A
1-126
255.0.0.0
8
24
B
128-191
255.255.0.0
16
16
C
192-223
255.255.255.0
24
8



Netmask
Selain NetID yang menentukan suatu jaringan dalam satu net(jaringan) adalah netmask. Default netmask adalah sbb :
Class
Netmask
Jumlah Komputer (IP) dalam range
A
255.0.0.0
16.777.216
B
255.255.0.0
65.536
C
255.255.255.0
256

Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP kita 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan kita adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu jadi 10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102  (lihat yang angka-angka tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).

Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain. Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut sebagai subnetting.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN)  agar dapat mencakup seluruh organisasi  :
q  Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
q  Kongesti pada jaringan. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.
q  Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.

Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no IP.

Misal jika jaringan kita adalah 20.0.0.0 (class A memberikan range 20.0.0.0 – 20.255.255.255). Ingat class A berarti 8 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 20) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan no komputer yang terhubung ke jaringan dengan id 10 dan setiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0.0 – 255.255.255). Dimana netmasknya/subnetmasknya adalah 255.0.0.0

Kita dapat membagi menjadi subnet sbb :
Nama
NetID
Subnet mask
Range Jaringan
P
20.1.1.0
255.255.255.0
20.1.1.0-20.1.1.255
Q
20.1.2.0
255.255.255.0
20.1.2.0-20.1.2.255
R
20.201.0.0
255.255.0.0
20.201.1.0-20.201.255.255
S
20.202.77.0
255.255.0.0
20.202.77.0-20.202.77.255
Dan seterusnya pembagian sesuai kebutuhan

Sekarang yang jadi masalah ada bagaimana kita dapat mengalokasikan class B yang seharusnya 65.536 IP tapi sebenarnya kita hanya butuh 16 Class B saja. Karena jika kita tetap memakai default class B mungkin terlalu besar jaringan kita.

Rumusan cara menentukan Subnet (NetID dan Netmask)

1.      Langkah 1 :
Pada dasarnya solusi sebuah subnet dimulai dengan mengenal class dari alamat IP lebih dahulu.
Class A         1         -    126  (127 reserved)
Class B         128     -     191
Class C         192     -      223

Ketiganya (A,B,C) bisa dikatakan subjaringan/subnet sendiri-sendiri. Tapi kita akan berusahan membuat subjaringan dari jaringan yang sudah ada. Misal membuat beberapa sub jaringan lagi di class A, jadi class A yang seharusnya 1 jaringan besar dipecah menjadi jaringan yang lebih kecil.

Tidak disertakan pada Subnetting;
Class D 224 – 239 (multicast)
Class E 240 – 254 (experimental)

2.      Langkah 2 :
Untuk membuat subnet dalam suatu class adalah dengan cara melihat bit hostnya dikurangi 2 bit untuk network address dan broadcast address

Class
Host bits
Yang Dapat Diambil (Yang dpt dipakai subnet)

A

24
22
B
16
14
C
8
6



Perhitungan host bits berasal dari perhitungan berikut :
Jumlah subnets yang terkecil yang dapat dibuat :
         22  -  2  =  4  -  2  =  2 subnets.
Jumlah Subnet yang dapat dibuat   = 2N  -  2
Jumlah Host yang dapat dibuat   = 2n  -  2
N =  jumlah bit dari bit host yang dipinjam
n  =  sisa bit dari bit host yang di pinjam

Contoh :
Misal kita ingin membuat 50 subnet pada class C, dengan masing- masing subnet mempunyai 4 hosts. Berapa subnet-bits yang dibutuhkan ?
Jawab :
Untuk mendapatkan 50 subnet, maka nilai pangkat 2 yang paling dekat adalah 64, yang berarti 26   -  2  =  62 subnets. Sehingga subnets bits yang dibutuhkan untuk membuat 50 subnet adalah 6.

Pada Class C host bitnya ada 8 (lihat gambar di atas), sehingga :
Sisa 8  -  6  =  2 bits untuk Hosts, sehingga jumlah Hosts yang dapat dibuat hanya    22  -  2  =  2. Karena itu permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi.

Bagaimana dengan Class B ?. Misalnya 172.16.0.0 Hosts-Bits pada class B adalah 16 bits, sehingga bila diambil 6, maka sisa adalah 10 bits yang berarti setiap subnets dapat mempunyai 210  -  2 Hosts  =  1044 Hosts (memenuhi).



Untuk membentuk subnets, maka octet ke-3 dari 172.16.0.0 diambil 6 bit sebagai nomor sub-jaringan yang baru.


Oval: 0
 
               172 .  16 .          . 0

                            0000 0000

3.      Langkah 3 :
Tentukan subnets-mask. Karena yang diambil adalah 6 bits, maka komposisi biner 1 adalah 0.
Class B tanpa subnet   :
10xxxxxx.xxxxxxxx                                                xxxxxxxx.xxxxxxxx
11111111.1111111                                                  00000000.00000000
255       . 255                                                            .0             .0
B dengan subnet :
10xxxxxx.xxxxxxxx                                                xxxxxxxx.xxxxxxxx
11111111. 11111111                                               11111100.00000000
255       .255                                                             .252         .0

Subnetmask  =  255.255.252.0
Gunakan tabel berikut untuk menghitung nilai desimal dari subnet :
1       0          0          0          0          0          0          0          =  128
1       1          0          0          0          0          0          0          =  192
1       1          1          0          0          0          0          0          =  224
1       1          1          1          0          0          0          0          =  240
1       1          1          1          1          0          0          0          =  248
1       1          1          1          1          1          0          0          =  252
1       1          1          1          1          1          1          0          =  254
1       1          1          1          1          1          1          1          =  255





Catatan :
Bila hosts bits yang diambil melebihi 8 bits, maka netmask berlanjut.
 9 bits                       - >  255 . 128
10 bits                      - >  255 . 192
11 bits                      - >  255 . 224
12 bits                      - >  255 . 240
13 bits                      - >  255 . 248
14 bits                      - >  255 . 252
Dan seterusnya......

4.      Langkah 4 :
Tentukan nomor subnet :
Dari 6 bits subnet address yang ada terperinci sebagai berikut (total 26 =  64 address)/ buat kombinasinya:

000000  00   =  0
000001  00   =  4
000010  00   =  8
000011  00   =  12
......
111110  00   =  248
111111  00   =  252

Perhatikan bahwa baris pertama disebut sebagai subnet-zeroes, karena network-id seluruhnya terdiri atas angka biner 0, sedangkan baris terakhir disebut sebagai subnet-ones.
Karena alamat tersebut rancu dengan network-id yang asli (tanpa subnet), sedangkan subnet-ones rancu dengan alamat broadcast network tersebut, maka penggunaan subnet-zeroes dan ones tidak dimengerti oleh routers. Oleh karena itu penggunaannya dihindari dan dianggap sebagai alamat jaringan yang tidak valid.
000000  00   =  0
000001  00   =  4
000010  00   =  8
....
111110  10   =  248
111111  00   =  252
Dengan demikian nomor sub-jaringan yang didapat adalah  :

Subnet

Subnet – Id
Keterangan
1
172 . 16 . 0 . 0
invalid, subnet zeroes
2
172 . 16 . 4 . 0

3
172 . 16 . 8 . 0

4
172 . 16 . 12 . 0

......


63
172 . 16 . 248 . 0

64
172 . 16 . 252 . 0
invalid, subnet ones
NB: Subnet yang digunakan dari subnet nomor 2 sampai dengan 63.

5.      Langkah 5 :
Setiap subnet mempunyai alamat broadcast, yaitu alamat yang ditujukan untuk seluruh simpul di sub jaringan tersebut.
Untuk menentukan alamat broadcast, maka seluruh bits pada bagian Host dibuat menjadi biner 1.


Oval: 4 . 0.
 
Contoh  :  172 . 16.

               
 00000100             00000000
                      00000111                   11111111

                                 7                          255

Hasil  :  alamat broadcast adalah 172. 16. 7. 255
Sebuah formula yang dapat diaplikasikan untuk mendapatkan broadcast secara cepat adalah :


alamat broadcast = subnet id berikut – 1

 
 


Artinya, untuk mendapatkan alamat broadcast dari subnet 172. 16. 4. 0 adalah subnet 172. 16. 8. 0 dikurang 1, menjadi 172. 16. 7. 255 (ingat bahwa setiap octet terdiri atas 8 bit dengan nilai 0 sampai dengan 255).

Subnet

Subnet - Id
Broadcast
Keterangan
1
172. 16. 0. 0
172. 16. 3. 255
invalid, subnet zeroes
2
172. 16. 7. 0
172. 16. 7. 255

3
172. 16. 11. 0
172. 16. 11. 255

4
172. 16. 15. 0
172. 16. 15. 255

...



63
172. 16.251. 0
172. 16. 251. 255

64
172. 16. 252. 0
172. 16. 255. 255
invalid, subnet ones

6.      Langkah 6 :
Setelah mendapatkan subnet id dan broadcast id, maka nomor IP yang dapat diberikan pada subnet tersebut adalah network id + 1, sedangkan nomor IP terakhir yang dapat diberikan adalah broadcastid dikurangi 1.

Subnet Address :                 172. 16. 4. 0  / 22
IP-Address 1 :                      172. 16. 4. 1  / 22
IP – Address terakhir           172. 16. 7. 254  /22
Broadcast :                           172. 16. 7. 255  /22

Perhatikan bahwa /22 adalah bitcount (jumlah angka biner 1) dari netmask 255. 255. 252.0

                                >>><<<SEMOGA BERMANFAAT>>><<<

0 komentar :